PEMBANGKIT LISTRIK
A.
PEMBANGKIT
PADA UMUMNYA TERDAPAT :
a. Instalasi Energi Primer,
yaitu bahan bakar atau instalasi tenaga air
b. Instalasi Mesin
Penggerak Generator, yaitu yang berfungsi sebagai
pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator. Mesin
penggerak generator ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin
diesel, turbin gas, dan turbin air
c. Instalasi Pendingin,
yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi penggerak yang
menggunakan bahan bakar
d. Instalasi Listrik, yaitu
instalasi yang secara garis besar terdari dari :
-
Instalasi
Tegangan Tinggi, yaitu instalasi yang menyalurkan
energi listrik yang dibangkitkan generator
-
Instalasi
Tegangan Rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu dan
instalasi penerangan
-
Instalasi
Arus Searah, yaitu instalasi yang terdiri dari
baterai aki beserta pengisinya dan jaringan arus serarah yang terutama
digunakan untuk proteksi, kontrol dan telekomunikasi.
B.
PROSES
KONVERSI ENERGI
Dalam PLTU, energi primer berupa
bahan bakar (batubara/minyak gas) dikonversikan menjadi listrik (energi
sekunder), dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pertama,
energi kimia dalam bahan bakar dikonversikan menjadi energi panas dalam ruang
bakar boiler, dalam proses pembakaran.
b. Kedua,
energi panas tersebut diatas selanjutnya dikonversikan menjadi energi dalam uap
(enthalpy) di boiler, melalui proses perpindahan panas.
c. Ketiga,
energi dalam uap (enthalpy) selanjutnya dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran pada turbin uap.
d. Terakhir,
energi mekanik dari turbin uap dikonversikan menjadi energi listrik pada
generator.
C.
SIKLUS
UAP DAN AIR
Dari Gambar diatas menggambarkan
siklus uap dan air yang berlangsung dalam PLTU, yang dayanya relatif besar, di
atas 200 MW. Untuk PLTU ukuran ini. PLTU umumnya memiliki pemanas ulang dan
pemanas awal serta menpunyai 3 tubin yaitu turbin tekanan tinggi, turbin
tekanan menengah dan turbin tekanan rendah. Siklus yang digambarkan oleh Gambar
diatas telah disederhanankan, yaitu bagian yang menggambarkan sirkuit
pengolahan air utnuk suplisi dihilangkan untuk penyederhanan. Suplisi air ini
diperlukan karena adanya kebocoran uap pada sambungan-sambungan pipa uap dan
adanya blow down air dari drum ketel.
Air dipompakan ke dalam drum dan
selanjuntya mengalir ke pipa-pipa air yang merupakan dinding yang mengelilingi
ruang bakar ketel. Ke dalam ruang bakar dan udara pembakaran. Bahan bakar yang
dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran
dalam ruang bakar. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah energi
kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas (kalori). Energi
panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang aad dalam pipa air ketel
melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi.
Untuk setiap macam bahan bakar.
Komposisi perpindahan panas berbeda, mislanya bahan bakar minyak paling banyak
memindahkan kalori hasil pembakarannya melalui radiasi dibandingkan bahan bakar
lainnya. Untuk melaksanakan pemabakaran diperlukan oksigen yang diambil dair
udara. Oleh karena itu, diperlukan pasokan udara yang cukup ke dalam ruang
bakar. Untuk keperluan memasok udara ke ruang bakar dan pada ujung keluar udara
dari ruang bakar.
Gas hasil pembakaran dalam ruang
bakar setelah diberi “kesempatan” memindahkan energi panasnya ke air yang ada
di dalam pipa air ketel, dialirkan melalui saluran pembuangan gas untuk
selanjuntya di buang ke udara melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini
masih mengandung banyak energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat
dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang masih
mempunyai suhu di atas 400°C ini dimanfaatkan untuk memanasi.
a. Pemanas
Lanjut (Super Heater)
Di dalam pemanas
lanjut, mengalir uap dari drum ketel yang menuju ke turbin uap tekanan tinggi.
Uap yang mengalir dalam pemanas lanjut ini mengalami kenaikan suhu sehingga suhu uap air
ini semakin kering, oleh karena adanya gas buang di sekeliling pemanas lanjut.
b. Pemanas
Ulang (Reheater)
Uap yang telah
digunakan untuk menggerakan turbin tekanan tinggi, sebelum menuju turbin
tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa yang dikelilingi oleh gas
buang. Di sini uap akan mengalami kenaikan suhu yang serupa dengan pemanas
lanjut.
c. Economizer
Air yang dipompakan ke
dalam ketel, terlebih dahulu dialirkan melalui ekonomizer agar mendapat pemanasan oleh gas buang. Dengan demikian
suhu air akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air di dalam ruang bakar yang
selanjuntya akan mengurangi jumlah kalori yang diperlukan untuk penguapan
(lebih ekonomis).
d. Pemanas
Udara
Udara yang akan
dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan untuk membakar bahan bakar
terlebih dahulu dialirkan melalui pemanas udara agar mendapat pemanasan oleh
gas buang sehingga suhu udara pembakaran naik yang selanjuntya akan
mempertinggi suhu nyala pembakaran.
Dengan menempatkan alat-alat
tersebut diatas dalam saluran gas buang, maka energi panas yang masih
terkandung dalam gas buang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebelum
melalui panas udara, gas buang diharapkan masih mempunyai suhu diatas suhu
pengembunan asam sulfat H2SO4,
yaitu sekitar 180°C. Hal ini perlu untuk menghindari terjadinya pengembunan
asam sulfat di atas pemanas udara. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi
korosi pada pemanas udara dan pemanas udara tersebut akan menjadi rusak
(keropos)
Energi panas yang timbul dalam
ruang pembakaran sebagai hasil pembakaran, setelah dipindahkan ke dalam air
yang ada dalam pipa air ketel, akan menaikan suhu air dan menhasilkan uap. Uap
ini dikumpulkan dalam drum ketel. Uap yang terkumpul mempunyai tekanan dan suhu
yang tinggi dimana bisa mencapai 100 kg/cm² dan 530°C. Energi yang tersimpan
dalam drum ketel dapat digunakan untuk mendorong atau memanasi sesuatu (uap ini
mengandung energi). Drum ketel berisi air dibagian bawah dan uap yang
mengandung energi dibagian atas.
Uap dari drum ketel dialirkan ke
turbin uap, dan dalam trubin uap, energi dari uap dikonversikan menjadi energi
mekanis penggerak generator. Turbin pada PLTU besar, diatas 150 MW, umumnya
terdiri dari 3 kelompok, yaitu turbin tekanan tinggi, tubin tekanan menegah,
turbin tekanan rendah. Uap dari drum ketel mula-mula dialirkan ke turbin
tekanan tinggi dengan terlebih dahulu melalui pemanas lanjut agar uapnya
menjadi kering. Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap dialirkan ke
pemanas ulang untuk menerima energi panas dan gas buang sehingga suhunya naik.
Dari pemanas ulang, uap dialirkan ke turbin tekanan menengah.
Keluar dari turbin tekanan
menengah, uap langsung dialirkan ke turbin tekanan rendah. Turbin tekanan
rendah umumnya merupakan turbin dengan uap aliran ganda dengan arah aliran yang
berlawanan untuk mengurangi gaya aksial turbin.
Dari turbin tekanan rendah, uap
dialirkan ke kondensor untuk diembunkan. Kondensor memerlukan air pendinginn
untuk mengembunkan uap yang keluar dari turbin tekanan rendah, Oleh karena itu,
banyak PLTU dibangun dipantai, Penggunaan air laut sebagai air pendingin
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :
a. Material
yang dialiri air laut harus material anti korosi (tahan air laut)
b. Binatang
laut bisa masuk dan berkembang biak dalam saluran air pendingin yang memerlukan
pembersihan secara periodik
c. Selain
binatang laut, kotoran air laut juga ikut masuk dan akan menyumbat pipa-pipa
kondensor sehingga diperlukan pembersihan pipa kondensor secara periodik
d. Ada
risiko air laut masuk ke dalam sirkuit uap. Hal ini berbahaya bagi sudu-sudu
turbin uap. Oleh karena itu, harus dicegah.
Setelah air diembunkan dalam kondensor,
air kemudian dipompa ke tangki pengolah air. Dalam tangki pengolah air, ada
penambahan air agar memenuhi mutu yang diinginkan untuk air ketel. Mutu air
ketel antara lain menyangkut kandungan NaC1, C1, O2
dan derajat keasaman (pH). Dari tangki pengolah air, air dipompa kembali ke
ketel, tetapi terlebih dahulu melalui Ekonomizer,
air mengambil energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik, kemudian baru
mengalir ke ketel uap.
Pada PLTU yang besar, diatas 150 MW,
biasanya digunakan pemanas awal (pre heater), yaitu pemanas air yang akan masuk
ke ekonomizer sebelum masuk ke ketel
uap. Pemanas awal ini ada 2 buah, masing-masing menggunakan uap yang diambil
(di-tap) dan turbin tekanan menengah dan turbin tekanan rendah sehingga didapat
pemanas awal tekanan menengah dan pemanas awal tekanan rendah.
D.
PERALATAN
UTAMA PTLU
1.
Coal
Handling
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar,
batubara akan melalui beberapa proses yaitu Stacking, Reclaiming dan
Processing. Tetapi Coal Handling hanya akan melaksanakan proses stacking
dan Reclaming, sedangkan untuk Processing termasuk didalam
pengoperasian boiler dan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Stacking merupakan proses penumpukan batubara dari kapal laut.
Sedangkan Processing merupakan sistem penanganan batubara dari Silo
hingga siap digunakan di Boiler.
·
Stacking
Stacking adalah proses
pemindahan batubara dari kapal ke Coal Pile. Beberapa istilah dalam Stacking
antara lain :
a. Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara di PLTU. Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building (CUCB).
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara di PLTU. Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building (CUCB).
b.
Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan. Disetiap belokan antar Conveyor satu dengan yang lain dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitasnya, antara lain:
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan. Disetiap belokan antar Conveyor satu dengan yang lain dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitasnya, antara lain:
1. Pengambil
Sampel
Dilakukan
secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada batubara pengambil sampel
langsung berhenti.
2. Metal
Detector
Merupakan
alat untuk mendeteksi adanya logam-logam didalam batu bara yang tercampur pada
proses pengiriman.
3. Magnetic
Separator
Untuk
memisahkan logam-logam yang terkandung dalam batubara pada proses pengiriman.
4. Belt
Scale
Untuk
mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang diangkut oleh Belt Conveyor.
5. Dust
Supasion
Berfungsi
untuk :
Ø Air
Polution kontroller
Ø Menyemprot
air pada batubara
Ø Menghemat
batubara agar tidak menjadi debu
Ø Menghalangi
terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara.
c.
Reclaiming
Reclaming
adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan menyalurkan ke Silo.
Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain :
d. Coal Pile
Terdapat
empat daerah Coal Pile, berturut-turut dari utara ke selatan :
Di Coal Pile, proses
penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan dengan alat yang disebut Stacker/Reklaimer.
Alat ini merupakan sebuah konveyor yang kompleks dan terpasang pada sebuah
struktur yang dapat bergerak. Didalam proses penimbunan, stacker menyalurkan
batubara melalui sebuah lengan yang dapat diatur agar selalu diam ditempat,
sehingga batubara yang tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang
tinggi , apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan
menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan, Reclaiming
Bucket pada stacker akan berputar dan mengeruk batubara yang
selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke instalasi. Seperti
halnya proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur agar
tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara.
e. Coal Silo
Terdapat enam buah Coal Silo
yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo dilakukan dengan menggunakan Belt
conveyor yang dihubungkan dengan Tripper, pengopersiannya dilakukan
oleh operator di Coal handling Control Building (CHCB). Silo merupakan
bunker tempat menampung batubara di instalasi yang kemudian digunakan sebagai
bahan bakar di boiler. Volume sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian
ulang dilakukan setiap volume silo kurang dari 30 – 40%. Dari silo batubara
dimasukkan ke Pulverizer dengan menggunakan Coal Feeder, batubara
dari Pulverizer ini yang akan digunakan untuk pembakaran di
boiler.
2.
BOILER
(KETEL UAP)
Boiler merupakan perlatan utama yang
diperlukan dalam proses energi panas pembakaran bahan bakar menjadi energi
kinetis uap yang mempunyai tekanan dan temperatur yang tertentu. Boiler terdiri
dari dimana panas yang diberikan merupakan hasil dari pembakaran bahan bakar
minyak bersama udara pemabakaran.
Dalam
menjalankan tugas, boiler ditunjang oleh komponen-komponen sebagai berikut :
a. Ruang
Bakar (Furnace) adalah bagaian dari
boiler yang dindingnya terdiri dari pipa-pipa air, sedangkan pada sisi bagaian
depan terdepat sembilan buah burner yang
terletaknya terdiri dari 3 tingkat tersusun mendatar yang berfungsi untuk
membakar residu. Pembakaran residu ini disertai dengan aliran udara yang panas,
sedangkan gas bahan bakar yang keluar dari ruang bakar dipapkai untuk
memanaskan air preheater dan
selanjutnya disalurkan ke cerobong untuk dibuang
b. Dinding
Pipa (Water Tubes) merupakan dinding
yang berada dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat penguapan air,
dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang berjajar vertikal
c. Burner adalah
tempatnya terjadi suatu pembakaran, dimana bahan bakar selalu dikabutkan
menjadi partikel-partikel kecil sehingga memudahkan untuk berbaur dengan
partikel-partikel udara. Untuk penyaalan awal atau pemabakaran awal diperlukan
bahan HSD, sedangkan untuk proses pengkabutannya digunakan residu. Penyalaan
tertangantung dari beban yang dipikul oleh unit. Burner management sistem
adalah penyaluran konfigurasi penyalaan burner pada waktu start up atau shut down dan
pada waktu load change. Jumlah burner yang menyala atau mati tergantung
dari beban generator yang sebanding dengan kapasitas dari burner terbatas, maka diperlukan beberapa burner yang menyala, juga didalam konfigurasinya diatur supaya pemanasan
dalam ruang bakar dapat merata dan efesien. Penyalaan burner yang tidak berimbang dengan beban generator akan
mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur uap.
d. Steam Drum
adalah suatu alat pada boiler yang berfungsi sebagai tempat penampungan uap
hasil dari proses pernguapan di dalam boiler, dimana temperaturnya cukup tinggi
dan berupa campuran air dan udara. Campuran feed
water dan mengalir mengikuti bentuk separator,
sehingga air pada campuran akan jatuh dan masuk ke dalam saluran primary dan
secondary drum. Uap yang telah
dipisahkan oleh separator masuk ke chevron
dryers.
e. Superheater
digunakan untuk memanaskan lebih lanjut dan boiler sehingga menjadi uap kering.
Pemanasan untuk superheater diambil
dari panas gas buang hasil pembakaran diruang pembakaran (furnace). Superheater dibagi menjadi 3 tahap yaitu
-
Primary
superheater
-
Secondary
superheater
-
Final
superheater
Primary
superheater menerima gas yang relatif dingin untuk dipanaskan
dengan gas buang yang diialari searah dengan aliran uap tersebut. Kemudian uap
keluar dari secondary superheater outlet melalui
transfer yang dilengkapi dengan pipa spary
type attemperator untuk mengatur suhu uap menuju secondary superheater. Disini uap akan dipanas lebih lanjut seperti
di primary superheater, selanjutnya
uap akan ke final superheater dimanan
uap juga akan dipanasi. Uap dari final
outlet superheater masuk ke final
superheater. Dan keluar melalui final
outlet superheater untuk meninggalkan boiler menuju high pressure.
f. Reheater digunakan
untuk menaikan kembali enthalpy uap setelah diekspansikan di high pressure turbine dengan jalan
dipanaskan ulang. Pada pemanasan ulang itu temperatur akan naik, sedangkan
tekanannya tetap sehingga enthalpy uap
akan naik kembali. Temperatur pemanas ulang reheater
akhir adalah 565°C.
g. Ekonomizer berfungsi
untuk menyerap panas yang keluar dari ruang bakar (furnace) dan masih banyak mengandung banyak kalori, maka diusahkan
untuk meningkatkan efisiensi dan juga agar tidak terjadi perbedaan suhu yang
terlalu besar didalam boiler yang dapat mengakibatkan keretakan pada dinding
boiler. Ekonomizer seperti itu
pendingin cerobong yang terlalu besar (stack
cooler) dan berfungsi sebagai pemanas air umpan tekanan rendah. Hanya,
medium pemanasnya di sini adalah gas buang dan bukan uap yang dibocorkan dari
turbin.
h. Air Preheater atau
yang disebut pemanas udara awal befungsi untuk memanaskan udara pembakaran dari
forced draft fan (FD fan) yang
dilewatkan melalui steam air coil heater.
Pemanas ini mempunyai tipe aliran yang berlawanan dan dua putaran yang
bergantian. Masuk dialiran yang masih panas dan udara dari kipas tekan paksa
melewati pemanas ke sisi udara untuk diambil panasnya.
i.
Steam
air coil heater terletak antara preheater dengan forced draft fan dimana alat ini
berfungsi sebagai penguat panas udara awal sebelum udara masuk ke air preheater
dan menjaga temperatur gas dapat diusahakan tetap konstan sesuai dengan
standart temperatur yang telah ditetapkan.
j.
Soot
Blower berfungsi untuk menyemprotkan uap ke
dalam ruang bakar sehingga membersihkan heat
recovery area, antara lain ekonomizer,
superheater dan lainnya saat unit ini beroperasi .
k. Cerobong (stack) berfungsi
untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran di ruang bakar untuk dilepaskan
atmosfer.
3.
TURBIN
Turbin adalah mesin penggerak,
dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin .
Jadi, berbeda dengan yang terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak terdapat
bagian mesin yang bergerak translasi. Bagaian turbin yang memutar dinamakan
rotor dan roda turbin sedangkan bagian turbin yang tidak berputar dinamakan
stator atau rumah turbin, roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda
turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya (dalam hal
ini generator). Siklus ideal dari turbin uap yang sederhana digunakan siklus Rankine. Siklus Rankine dapat digambarkan pada diagram T sebagai fungsi S seperti
tampak pada gambar.
Dalam
kenyataannya siklus sistem turbin uap yang menyimpang dari siklus ideal
(Rankine), antara lain adanya beberapa faktor dibawah ini :
·
Kerugian dalam ketel
uap juga terjadi kerugian tekanan. Dengan demikan air masuk kedalam ketel harus
bertekanan lebih tinggi dari pada tekanan uap yang harus dihasilkan, sehingga
memerlukan kerja pompa yang lebih besar pula.
·
Kerugian energi di
dalam turbin terutama karena adanya gesekan antara fluida kerja dan bagian dari
turbin sedangkan kerugian kalor ke atmosfer sekitar tidak begitu besar jika
dibandingkan dengan kerugian gesekan.
·
Kerugian di dalam pompa
·
Kerugian didalam
kondensor, yang dalam hal ini relatif kecil salah satu diantaranya adalah
proses pendinginan dibawah temperatur jenuh dari air kondensat yang keluar dari
kondensor.
Turbin uap menghasilkan putaran
karena aliran uap yang tetap masuk ke nozzle
dan ditekan dengan tekanan rendah. Uap tersebut masuk ke steam jet, disini kecepatan uap
dinaikkan, sebagian energi kinetik dari uap tersebut dikirim ke sudu-sudu
turbin yang mengakibatkan terdorong sudu-sudu turbin untuk berputar. Besar dan
kecilnya beban sangat berpengaruh sekali terhadap uap yang akan dihasilkan,
bila beban cukup tinggi, maka jumlah uap yang dibutuhkan juga besar dan
sebaliknya. Pengaturan jumlah uap yang masuk kedalam turbin ini dilakukan oleh kontrol valve yang bekerja 3 tingkatan yaitu :
Turbin
uap pada PLTU menjadu 3 tingkatan yaitu :
·
Tubin tekanan tinggi
(high pressure turbine)
·
Turbin tekanan menengah
(intermedete pressure turbine)
·
Turbin tekanan rendah
(low pressure turbine)
Prinsip
kerja turbin adalah sebagai berikut :
Uap kering dari final superheater yang mempunyai temperatur
dan tekanan tinggi yang dialirkan ke turbin tekanan tinggi. Didalam turbin ini
terdapat sudu-sudu gerak yang mempuyai bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
mengekspansikan uap. Energi yang diterima sudu-sudu turbin digunakan untuk
menggerakan poros turbin. Disini terjadi perubahan energi, maka temperatur uap
akan turun dan perlu diadakan pemanas ulang didalam reheater. Dari heater masuk
ke intermadete pressure turbine dan
akan menggerakkan sudu-sudu inetermadete
pressure turbine dan low pressure
turbine, sehingga dari gerakan sudu-sudu ini akan memperkuat gerakan poros
turbin. Poros turbin dihubungkan dengan poros generator menggunakan kopling
tetap (fixed coupling). Dari
generator terjadi perubahan energi dari energi mekanis menjadi energi listrik.
Hal yang utama selama start dan
pembenanan adalah pemanasan yang perlahan-lahan dan merata pada bagian-bagian
kritis yang dari logam turbin seperti TSV, 1 stage nozzle bowl pasage.I shell area, rotor turbin tekanan tinggi
dan rotor turbin tekanan menengah. Untuk menghasilkan laju pemanasan yang
merata ini untuk membatasi tegangan, start turbin menjadi 4 tingkatan-tingkatan
utama berdasarkan suhu metal dan uap yaitu :
·
Cold
Start : dari shutdown dimana temperatur inner
casingnya dibawah 180°C
·
Warm
Star : dari shutdown selama 1 bulan lebih kurang 55 jam dan temperatur inner casingnya antara 180°C sampai
350°C
Warm
Start dibagi menjadi 2 yaitu :
-
Warm up I start : dari shutdown dimana temperatur inner casingnya dibawah 180°C sampai
250°C
-
Warm up II start : dari
shutdown dimana temperatur inner casingnya dibawah 250°C sampai
350°C
·
Hot
start : dari shutdown selama semalam dengan
temperatur tekanan tinggi inercasingnya
antara 350°C sampai 500°C
·
Very hot start : setelah unit trip dan temperatur tekanan tinggi inner casingnya diatas 500°C
Keempat
kategori serta tersebut terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
·
Tipe pertama dimana by pass turbin tidak digunakan
·
Tipe kedua dimanan by pass turbin digunakan
Bagian
utama dari turbin adalah :
a. Rotor
turbin terdiri dari rotor untuk tekanan tinggi, menengah, rendah, tiap-tiap
rotor ditahan oleh 2 bantalan journal
(bantalan luncur). Bantalan no 1 dan 2 berfungsi untuk mendukung rotor tekanan
tinggi sedangkan bantalan no 3 dan 4 berada pada tekanan tinggi tersebut dari
baja panduan chrom mobliden dan vanadium vanadium yang tahan terhadap
tekanan tinggi dan tegangan kelemahan. Rotor untuk tekanan rendah terbuat dari
baja panduan nikel chrom mobliden dan
vanadium yang mempunyai ketahanan
besar terhadap gesekan temperatur rendah. Tiap-tiap rotor ditempat dari baja
panduan pejal dan difabrikasi untuk bentuk poros, cakra, bantalan, piringan
penahan dan kopling pliens.
b. Sudu-sudu
turbin mempunyai efisiens sudu yang tinggi, ketepatannya tinggi dan terpercaya.
Sudu mempunyai bentuk dan ukuran yang sesuai dengan tingkatannya. Sudu terbuat
dari panduan baja chrom yang
mempunyai sifat yang ketabanan terhadap tegangan dan kelalahan yang sangat baik
dan terhadap kikisan uap dan korosi. Sudu-sudu bagian tekanan menengah diberi
slubung (sroud type). Sudu-sudu
bagian akhir dimesin dengan tipe cioretial pada pangakalanya yang masuk ke dalam
roda (cakra) dan dikunci dengan pen. Logam satelite dipatrikan dengan penggu
sudu ini untuk mencegah erosi karena benturan (tumbukan) dengan butiran air
karena uap basah. Dalam pengoperasiannya, turbin uap dibantu oleh
komponen-komponen sebagi berikut :
-
Turning
Gear digunakan untuk memutar proses turbin.
Tujiuannya untuk mencegah deflesi (lentingan) dari poros karena panas dari uap
pada waktu unit beroperasi dan karena sudu-sudu turbin.
-
Pipa Crosover berfungsi sebagai penyalur uap
dari keluaran turbin tekanan menengah ke turbin tekanan rendah yang dipasang
pada casing turbin tersebut. Untuk mencegah gaya dorong akibat beda pemuaian
antara casing dan pipa crosover, maka pada sambungan pipa
diberikan bellows ekspansi yang
lentur.
-
Governor
adalah untuk mengontrol putaran turbin dan membatasi putarannya pada batas
tertentu , pada setiap saat terjadi perubahan beban yang menyebabkan perubahan
putaran turbin
-
Pengaman putaran lebih
dari turbin yang digunakan jika gorvernor
kurang sensitif cara kerjanya. Karena apabila gorvernor kurang sensitif, maka putaran turbin akan lebih cepat dan
yang diharapkan. Hal ini sangat membahayakan, sehingga diperlukan adanya
pengaman berupa nock yang dipasang pada poros. Dan nock ini akan menjulur keluar dan menyentuh tuas yang dipasang
sekeliling poros tersebut dan relay akan menghentikan turbin.
-
Pengaman bantalan axial
berfungsi sebagai pengaman rotot dan mengamankan sudu-sudu agar tidak bergerak
kearah axial melebihi batas yang diijinkan path saat berputar. Gerakan axial
menyebabkan adanya gesekan antara stator dan rotor, karena sempitnya jarak
bebas antara sudu-sudu tetap dengan sudu gerakannya.
-
Main Stop Valve
terletak didepan turbin path aliran masuk uap utama, yaitu boiler dengan katup
kontrol uap. Fungsi utama main stop valve
adalah untuk menutup dengan cepat aliran uap ke tubin bila dalam keadaan
bahaya, seperti kegagalan path katup kontrol uap atau path waktu kehilangan
beban.
-
Pengaman Vacuum rendah
merupakan pengaman vacuum kondensor yang juga disebut Automatic Vacuum Trip yang merupakan interlock dengan turbin,
karena tidak akan dimasuki uap jika tekanan uap keluar turbin pada kondensor
naik dan batas-batas yang telah diijinkan.
-
Throttle
Valve bekerja secara hidrolik, bila terjadi
gangguan sehingga unti harus dimatikan, katup akan menutup saluran untuk masuk
turbin dengan menggunakan tekanan hidrolik operating
mechanism.
-
Pengaman tekanan minyak
sebagai pelumas juga sebagai media pendingin, sebab itu minyak perlu dikontrol
secara cermat, sehingga apabila terjadi pengurangan aliran maka sistem secara
interlock akan memerintahkan turbin untuk berhenti.
4.
GENERATOR
Generator berfungsi mengkonversi energi
mekanik (energi poros) dan turbin menjadi energi listrik dengan cara
mengkoplingkan poros generator dengan poros turbin. Generator AC pada
prinsipnya terdiri atas 2 bagian utama yaitu :
1. Rotor
adalah bagian generator yang berputar. Pada rotor terhadap kumparan konduktor
sebagai pembangkit medan magnet utama. Medan magnet ini timbul karena adanya
arus yang mengalir pada kumparan rotor yang diperoleh dan exiter. Jika rotor
berputar, maka medan magnet akan memotong kumparan jangkar stator, sehingga
timbul gaya gerak listrik (GGL) yang kemudian disalurkan ke terminal generator
2. Stator
adalah bagian generator yang tidak bergerak (statis). Pada stator terdapat
peralatan-peralatan sebagai berikut :
-
Rumah generator
berfungsi untuk melindungi komponen yang ada didalamnya, juga berfungsi sebagai
melekatnya inti dan belitan, konduktor serta terminal dari pada generator itu
sendiri
-
Resistance Temperature
Detector, temperatur belitan stator diukur untuk kumparan pengukur (search
coil) sebanyak 12 buah, yang terpasang antara bagian atas dan bawah dan belitan
bagian dalam. Tahanan pengukur suhu dibuat dan bahan tembaga murni yang
mempunyai tahanan 25 Ω pada temperatur 25°C. Letak dan tahan tahanan pengukur
temperatur ini diatur sedemikian rupa, sehingga waktu generator bekerja maka tahanan
pengukur temperatur diharapkan akan menunjukan temperatur kerja normal yang
tertinggi.
-
Sistem ventilasi,
sistem ventilasi terdapat path stator dan berbentuk multiradial , sehingga
didapatkan suatu pendingin temperatur
axial yang rata. Untuk tujuan yang sama, rotor didinginkan melalui
lubang-lubang angin yang berbentuk radial dilengkapi dengan celah-celah
ventelasi didalam gerigi rotor dan letak dibawah alur
-
Spane Heater, berfungsi
untuk mencegah pengembunan dan kelembaban selama pemakaian mesin berhenti untuk
jangka waktu yang lama.
5.
CONDENSOR
Condensor merupakan salah satu komponen
utama dan PLTU yang berfungsi menkondensasikan uap keluar turbin menjadi air
menjadi pendingin air laut. Agar proses kondensasi tersebut lebih efisien, maka
tekanan di condensor harus rendah
(divakumkan). Kevakuman pada condensor didapatkan dengan cara menghisap ruang
condensor dengan Steam Air Jet Ejector.
Air hasil kondensasian disebut air kondensat (condensate water). Air kondesat
masih mengandung sedikit O2. Air ditampung di hotwall dan dialirakan kembali ke
siklusnya. Udara dan gas-gas yang terkondensasi dikeluarkan oleh Steam Air Jet Ejector. Hal m1 dilakukan
sebab ada kemungkinan ada udara yang terbawa.
Bagian-bagian
utama condensor adalah sebagai berikut :
1. Shell
dapat diartikan sebagai penutup exhaust turbin yang menuju hotwell
- Connecting section dipakai
untuk memegang bagian antara exhaust turbin dan bagian atas shell yang diletekan diatas pondasi
tubin agar tahan terhadap keadaan vacumm.
Bagian dalamnya ditunjang dengan pipa-pipa penguat yang disambungkan dengan
path turbin. Pada bagian atas dan sambungan disediakan sambungan pemanas air
pengisi tekanan rendah.
- Upper Shell berfungsi
menyangga bagian bawah shell dan
section sambungan pemanas air pengisi tekanan rendah/
- Tube plate tube plate, merupakan
material yang terbuat dan bahan baku Naval
Brass yang mempunyai keandalan dan tahan terhadap korosi. Tube plate dibor untuk menempatkan
tube-tube kondensor path setiap ujungnya. Letak tube-tube kondensor didalam
tube plate. disediakan untuk memaksimalkan permukaan kondensasi, meminumkan
kerugian tekanan path sisi uap.
- Support plate
adalah beberapa plate penyangga yang berada diantara tube plate. Plat-plat
penyangga m digunakan untuk menyangga tube-tube dan untuk mencegahnya
bergetarnya tube karena getaran turbin. Plat-plat penyangga m1 dipakai untuk
berbagai penguatan tekanan luar dan seal condensor.
2. Water box
terdiri dan 2 bagian yang tepisah, bagian belakang dan bagian muka dan
memungkinkan dioperasikan secara bebas. Air pendingin terdiri dan 2 aliran dan
masuk ke inlot nozzle dan keluar outlet nozzle melalui tube-tube dan
kotak air terikat path baigan belakang dan masing-masing kotak air dipasang hole untuk inspeksi. Untuk penggunan air
laut sebagai pendingin, dipakai karet neoprene sebagai pelapis permukaan dalam
water box.
3.
Back
Washing Valve adalah katup yang terbuat dan karet
yang berbentuk kupu-kupu dan berada pada bagian yang rata dan kotak air bagian
belakang. Back wash adalah perlakuan
untuk membersihkan tube kondensor dengan
membalik arah aliran air laut sehingga diharapkan kotoran-kotoran yang
tersangkut inlet kondensor dapat
terbawa air laut keluar dan tube kondensor.
E.
PERALATAN
BANTU PLTU
Merupakan
peralatan yang menunjang kerja sebuah PLTU, beberapa peralatan penunjang yaitu
:
1. Condensate
Pump
Condensate
Pump berfungsi untuk memompa kondensor untuk
di proses law pressure heater
2. Cirluating
Water Pump (CWP)
Cirluating
Water Pump berfungsi untuk memompa air laut masuk
ke kondensor sebagai arus pendingin
3. Make
Up Water Tank
Make
Up Water Tank berfungsi sebagai tempat untuk
menampung air yang dihasilkan oleh water treatment equipment. Make up water
transfer pump fungsinya untuk memompa air dan make up water tank ke kondensor sebagai air penambah
4. Boiler
Feed Pump (BFP)
Berfungsi untuk memompa
air dan daerator menuju boiler
5. House
Boiler Water Tank
House
Boiler Water Tank adalah tangki yang menampung air
suling untuk mengisi house boiler
6. House
Boiler
Merupakan boiler murni
untuk menghasilkan uap pertama kali sebelum ada unit pemabangkit yang
beroperasi. Uap itu dialirkan ke low
pressure auxiliary steam header ke desalination plant untuk diembunkan
kembali yang selanjuntya diproses dalam water treatment menjadi air pengisi
boiler mula
7. Raw
Water Tank
Raw
Water Tank merupakan tangki penampung air tawar
yang dihasilkan dan desalination plant
8. Water
Treatment Supply Pump
Water
Treatment Supply Pump berfungsi untuk
memompa air tawar dan raw water tank ke water treatment equipment untuk diolah
kembali
9. Residual
Oil Storage Tank
Tempat penyimpanan
bahan bakar residu yang berasal dan kapal tangker dan merupakan tangki
penyimpanan bulanan. Kapasitas 20.000 liter
10. Residual
Oil Transfer Pump
Residual Oil Transfer
Pump mempunyai fungsi memompa dan memindahkan minyak residu dan residual oil
storage tank ke residual oil service tank
11. Residual
Oil Service Tank
Tangki penyimapanan
bahan bakar berasal dan residual oil
service tank dan merupakan tangki penyimpanan harian
12. High
Speed Diesel Oil Pump (HSD oil pump)
Berfungsi untuk memompa
solar dan residual oil service tank
ke house boiler high speed diesel tank ke
emergency generator high speed diesel
tank dan igniter
13. Vacum
Pump
Berfungsi untuk
mengerluarkan udara yang terjebak didalam air pendingin kondensor, sehingga
sistem pendingin dalam kondensor menjadi sempurna.
14. Steam
Jet Air Ejector
Berfungsi untuk menahan
kevakuman tekanan uap dalam kondensor
15. Gland
Steam Condensor
Berfungsi untuk
mengembunkan uap setalah dipergunakan seal turbin
16. Low
Pressure Heater (LP Heater)
Low Pressure Heater
berfungsi untuk memanskan air pengisi boiler yang lewat didalamnya
17. Dearator
Berfungsi untuk
memanaskan pengisi air boiler dan untuk menghilangkan udara yang terkandung
didalam air
18. Main
Stop Valve
Berfungsi untuk membuka
dan menutup uap yang masuk kedalam turbin dan dilengkapi dengan by pass main stop valve
19. High
Pressure Heater (HP Heater)
Berfungsi untuk
memanaskan pengisi air boiler yang dilewatkan didalamnya. Panas tersebut berasal
dan uap ekstrasi pertama dan kedua
20. FD
Fan
Berfungsi untuk mensupply udara guna proses bahan bakar
dan mendorong flue gas dan ruan bakar
(burner). Biasanya digunakan sendiri kebanyakan pembangkit uap uruan besar dan
hampir semua pembangkit uap kelautan dan ditempatkan pada lubang-lubang udara
ke pemanas awal udara sehingga keselurahan sistem sampai lubang masuk ke
cerobong berada pada tekanan positif
21. Cooling
Tower
Berfungsi untuk
mendinginkan uap dan turbin yang telah dikondensasi oleh kondensor
F.
MOTOR-MOTOR
LISTRIK
Di
dalam pusat listrik terdapat motor-motor listrik yang digunakan untuk berbagai
keperluan sesuai kegiataan pusat listrik.
Di
dalam PLTU, motor listrik yang besar atau yang berperan penting bagi
kelangsungan operasi :
a. Motor
penggerak pompa air ketel
b. Motor
penggerak pompa air pendingin kondensor
c. Motor
penggerak penggiling batu bara
d. Motor
penggerak kipas penghisap dan kipas penekan udara ketel
e. Motor
pemutar poros turbin apabila turbin baru dihentikan sehingga proses
pendidinginnya tidak menyebabkan poros turbin (bearing device) bengkok. Motor
ini di gerakkan dengan arus searah dari aki baterai.
f. Motor
penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas yang memberi pelumasan ke
bantalan-bantanlan turbin dan bantalan generator
g. Motor
Penggerak penyemprot bahan bakar ke ruang ketel
G.
MASALAH
UTAMA DALAM PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
a. Penyediaan
Energi Primer
b. Penyediaan
Air Pendingin
c. Masalah
Limbah
d. Masalah
Kebisingan
e. Operasi
f. Pemeliharaan
g. Gangguan
dan Kerusakan
h. Pengembangan
teknologi Pembangkitan
H.
MASALAH
OPERASI PLTU
Untuk
menstart PLTU dari keadaan dingin sampai operasi dengan beban penuh, dibutuhkan
waktu antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi dihentikan, tetapi uapnya
dijaga agar tetap panas dalam drum ketel dengan cara tetap menyalakan api
secukupnya untuk menjaga suhu dan tekanan uap ada di sekitar nilai operasi
(yaitu sekitar 500°C dan 100 kg/cm²) maka untuk mengoperasikannya kembali
sampai beban penuh diperlukan waktu kira-kira 1 jam. Waktu yang lama untuk
mengoperasikan PLTU tersebut diatas terutama diperlukan untuk menghasilkan uap
dalam jumlah yang cukup untuk operasi (biasanya dinyatakan dalam ton per jam).
Selain waktu yang diperlukan untuk menghasilkan uap yang cukup untuk operasi,
juga diperlukan masalah pemuaian bagian-bagian turbin. Sebelum distart, suhu
turbin adalah sama dengan suhu ruangan, yaitu sekitar 30°C. Pada waktu start
dialirkan uap dengan suhu sekitar 500°C. Hal ini harus dilakukan secara
bertahap agar jangan sampai terjadi pemuaian yang berlebihan dan tidak merata.
Pemuaian yang berlebihan dapat menimbulkan tegangan mekanis (mechanical stress)
yang berlebihan, sedangkan pemuaian yang tidak merata dapat menyebabkan bagian
yang diam, misalnya antara sudu-sudu jalan turbin dengan sudu-sudu tetap yang
menempel pada rumah turbin.
Apabila
turbin sedang berbeban penuh kemudian terjadi gangguan yang menyebabkan pemutus
tenaga (PMT) generator yang digerakkan turbin trip, maka turbin kehilangan
beban secara mendadak. Hal ini menyebabkan putaran turbin akan naik secara
mendadak dan apabila hal ini tidak dihentikan, maka akan merusak bagian-bagian
yang berputar pada turbin maupun pada generator, seperti bantalan, sudu jalan
turbin, dan kumparan arus serarah yang ada pada rotor generator. Untuk mencegah
hal ini, aliran uap ke turbin harus dihentikan, yaitu dengan cara menutup katup
uap turbin. Pemberentian aliran uap ke turbin dengan menutup katup uap turbin
secara mendadak menyebabkan uap mengumpul dalam drum ketel sehingga tekanan uap
dalam drum ketel naik dengan cepat dan akhrinya menyebabkan katup pengaman pada
drum membuka dan uap dibuang ke udara. Bisa juga sebagian dari uap di by pass ke kondensor. Dengan cara by pass ini tidak terlalu banyak uap
yang hilang sehingga sewaktu turbin akan dioperasikan kembali banyak waktu
dapat dihemat untuk start. Tetapi sistem by
pass memerlukan biaya investasi tambahan kareran kondensor harus tahan suhu
tinggi dan tekanan tinggi dari hasil by
pass.
Dari
uraian diatas tampak bahwa perubahan beban mendadak memerlukan pula langkah
pengurangan produksi uap secara mendadak agar tidak terlalu banyak uap yang
harus dibuang ke udara. Langkah pengurangan produksi ini dilakukan dengan
mematikan nyala api dalam ruang bakar ketel dan mengurangi pengisian air ketel.
Masalahnya di sini bahwa walaupun nyala api dalam ruang bakar padam, masih
cukup banyak panas yang tertinggal dalam ruang bakar untuk menghasilkan uap
sehingga pompa pengisi ketel harus tetap mengisi air ke dalam ketel untuk
mencegah penurunan level air dalam drum yang tidak dikehendaki.
Mengingat
masalah-masalah tersebut diatas yang menyangkut masalah proses produksi uap dan
masalah-masalah pemuaian yang terjadi dalam turbin, sebaiknya PLTU tidak
dioperasikan dengan persentase perubahan-perubahan beban yang besar.
Efesiensi
PLTU banyak dipengaruhi ukuran PLTU, karena ukuran PLTU menentukan ekonomis
tidaknya penggunan pemanas ulang dan pemanas awal. Efesiensi termis dari PLTU
berkisar pada angka 35-38%.
I.
PEMELIHARAAN
Bagian-bagian PLTU lain
yang sering rawan kerusakan dann perlu perhatian/pengecekan periodik adalah :
a. Bagian-bagian
yang bergesek satu sama lain, seperti bantalan dan roda gigi
b. Bagian
yang mempertemukan dua zat yang suhunya berbeda, misalnya kondensor dan penukar
panas (heat exchanger)
c. Kotak-kotak
saluran listrik dan sakelar-sakelar
J.
PENYIMPANAN
BAHAN BAKAR
Karena
banyaknya bakar yang tertimbun di PLTU, maka perlu perhatian khusus mengenai
pengelolaan penimbunan bahan bakar agar tidak terjadi kebakaran. Seharusnya di
sekelilingi tangki BBM dibangun bak pengaman yang berupa dinding tembok. Volume
bak pengaman ini harus sama dengan volume sehingga kalau terjadi kebocoran
besar, BBM ini tidak mengalir ke mana-mana karenanya semuannya tertampung oleh
bak pengaman tersebut.
Pada
penimbunan batubara, harus dilakukan pembalikan serta penyimpanan batubara agar
tidak terjadi penyalaan sendiri.
Pada
penimbunan bahan bakar minyak (BBM, harus dicegah terjadinya kebocoran yang
dapat mengalirkan BBM tersebut ke bagian Instalasi yang bersuhu tinggi sehingga
dapat terjadi kebakaran.
Pada
Penggunaan gas sebagai bahan bakar, pendeteksian bahan bakar gas (BBG) lebih
sulit dibandingkan dengan kebocoran bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu,
pada penggunaan gas, alat-alat pendeteksian kebocoran harus dapat diandalkan
untuk mencegah terjadi kebakaran.
Pengawasan
kebocoran gas hidrogen yang digunakan bahan pendingin generator serupa dengan
pengawasan kebocoran BBG, mengingat gas hidrogen juga mudah terbakar.
Karena
risiko terjadinya kebakaran pada PLTU besar, maka harus ada instalasi pemadaman
kebakaran yang memadai dan personil perlu dilatih secara periodik untuk
menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran.
K.
UKURAN
PLTU
Dalam
Instalasi PLTU terdapat banyak peralatan, Faktor utama yang menentukan ukuran
PLTU yang dapat dibangun adalah tersedianya bahan bakar dan persedian air pendingin,
selain tanah yang cukup luas. Mengingat hal-hal ini, maka PLTU baru ekonomis
dibangun dengan daya terpasang diatas 10 MW per unitnnya. Semakin daya yang
terpasang, semakin ekonomis. Secara teknis, PLTU dapat dibangun dengan daya
terpasang diatas 1.000 MW per unitnya. Unit PLTU milik PLN yang terbesar saat
ini adalah 600 MW di Suralaya, Jawa Barat.
L.
MASALAH
LINGKUNGAN
Gas
buang yang keluar dari cerobong PLTU mempunyai Potensi mencemari lingkungan.
Oleh karena itu ada penangkap abu agar pencemaran lingkungan dapat dibuat
minimal. Selain abu halus yang ditangkap cerobong, ada bagian-bagian abu yang
relatif besar, jatuh dan ditangkap di bagian bawah ruang bakar. Abu dari PLTU,
baik yang halus maupun yang kasar, dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
sipil. Walaupun abunya telah ditangkap, gas buang yang keluar dari cerobong
masih megandung gas-gas yang kurang baik bagi kesehatan manusia, seperti SO2,
NOx
dan CO2. Kadar dari gas-gas ini
tergantung kepada kulitas bahan bakar, khususnya batubara yang digunakan. Bila
perlu, harus dipasang alat penyaring gas-gas ini agar kadarnya yang masuk ke
udara tidak melampaui batas yang diizinkan oleh pemerintah.
M.
PENGGUNAAN
BAHAN KIMIA
Pada PLTU, digunakan
bahan kimia yang dapat menimbulkan maslah lingkungan. Bahan-bahan kimia
tersebut digunakan pada :
a. Air
Pendingin dari air laut, untuk membunuh binatang dan tumbuhan laut agar tidak
menyumbat saluran air pendingin. Air pendingin dari air laut diperlukan dalam
jumlah besar, yaitu beberapa ton per detik. Air laut ini mengandung berbagai
bakteri (mikroorgnasime) yang dapat tumubuh sebagai tanaman dan menempel pada
saluran sehingga menggurangi efektivitas dan efesiensi sistem pendinginan PLTU.
Untuk mengurangi pengaruh mikroorganisme ini, ke dalam saluran air disuntikan
secara kontinu untuk mencegah kekebalan mikroorganisme.
b. Air
pengisi ketel, yang telah melalui economizer, suhunya bisa mencapai sekitar
200°C. Untuk itu, air pengisi ketel sebelum melalui ekonomizer, dalam pengolah
air ketel, ditambah soda lime untuk mencegah timbulnya endapan pada pipa ketel
uap. Bahan kimia ini akhirnya akan terkumpul dan harus dibuang secara periodik
(blow down). Mutu air ketel harus dijaga agar tidak merusak bagian-bagian ketel
maupun bagian-bagian turbin.
PLTU
yang menggunakan bahan bakar batubara menghasilkan 2 macam abu :
1. Abu
dari bagian bawah ruang bakar, bentuknya besar, bisa dijadikan bahan lapisan
pengeras jalan
2. Abu
Cerobong yang ditangkap oleh electrostatic precipitator, bisa dipakai sebagai
bahan campuran beton.
N.
MUTU
TENAGA LISTRIK
a. Kontinuitas Penyediaan ; apakah
tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun
b. Nilai Tegangan ; apakah selalu ada
dalam batas-batas yang diijinkan
c. Nilai Frekuensi ; apakah selalu ada
dalam batas-batas yang diijinkan
d. Kedip Tegangan ; apakah besarnya dan
lamanya masih dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik
e. Kandungan Harmonisa ; apakah jumlah masih
dalam batas-batas yang dapat diterima oleh pemakia tenaga listrik
O.
MANAJEMEN
PEMBANGKITAN
A. Manajemen
Operasi
B. Manajemen
Pemeliharaan
C. Suku
Cadang
D. Laporan
Pemeliharaan
E. Laporan
Kerusakan
F. Laporan
dan Analisis Gangguan
G. Manajemen
Logistik
H. Penghapusan
Aktiva Tetap
I. Pembinaan
Sumber Daya Manusia (SDM)
J. Pengujian
Instalasi Baru atau Alat Baru
K. Riset
dan Pengembangan
Daftar Pustaka
1. Djiteng
Marsudi. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar