Manajemen Produksi dan Industri Kecil
Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan non manusia dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. llmu teknik manajemen
didasari oleh konsep bahan tugas manajer (orang yang melaksanakan manajemen) yaitu untuk merancang
dan mendukung pelaksanaan pekerjaan individu pada saat kelompok, dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen semakin dibutuhkan setelah adanya
pemisahan antara Rumah Tangga Kunsumen (RTK) dan Rumah Tangga Produsen (RTP),
dalam hal ini adalah dua pihak yang paling membutuhkan, di mana konsumen dapat
memenuhi kebutuhannya dengan berbagai jenis barang yang disediakan produsen,
dan produsen dapat menjual barang-barangnya yang betul-betul dibutuhkan
konsumen sesuai dengan selera, mode dan daya belinya.
Produksi yaitu suatu
kegiatan yang menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang. Peningkatan
atau penambahan kegunaan suatu barang bisa melalui kegunaan tempat, kegunaan
waktu, kegunaan bentuk atau gabungan dari beberapa kegunaan tersebut.
Untuk perusahaan-perusahaan saat ini cenderung
dapat menggabungkan beberapa kegunaan sekaligus suatu barang, baik kegunaan
waktu, tempat, maupun kegunaan bentuk. Hal ini diciptakan untuk dapat mengantisipasi
kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen (berbeda-beda).
Manajemen Produksi
Fungsi manajemen
yang paling mendasar yaitu adanya Perencanaan, Pengorganisasian, penempatan
Sumber Daya Manusia (Staffing), pemberian motivasi dan fungsi yang terakhir
adalah kegiatan pengawasan yang mutlak harus dilakukan oleh setiap organisasi
atau perusahaan.
Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam
bidang produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek
yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia.
lstilah-istilah yang biasa digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi, produk, produsen, produktivitas, proses produksi, sistem produksi, perencanaan produk,
perencanaan produksi, dan
luas perusahaan.
Sistem Produksi
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang
saling berhubungan dengan satu sama lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola
tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan
sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan,
pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input
menjadi output melalui proses produksi.
Sedangkan sub-sistem yang terlibat dalam kegiatan produksi adalah: subsistem input, subsistem output,
subsistem perencanaan dan subsistem pengendalian.
Pengertian Lokasi dan Layout Pabrik
Lokasi merupakan salah
satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi.
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam;
melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup, mendapatkan
tenaga kerja dengan mudah. dan memungkinkan diadakannya perluasan usaha.
Kesalahan dalam
pemilihan lokasi akan mengakibatkan biaya transportasi yang tinggi, kekurangan
tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak tersedianya bahan
baku yang cukup dan sebagainya.
Perencanaan layout
merupakan salah satu tahap dalam perencanaan suatu fasilitas yang bertujuan
untuk mengembangkan suatu sistem produksi
yang efektif dan efisien. Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai
pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang
minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah, sedangkan
jenis layout terdiri dari process layout, product layout, dan fixed position
layout, atau kombinasi dari ketiga jenis layout tersebut.
Adapun perangkat lunak yang diperlukan bagi
penyusunan layout adalah: CRAFT, COFAD, PLANET, CORELAP dan ALDEF.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat
kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama
dan faktor bukan utama. Faktor utama yaitu; letak sumber bahan baku, letak
pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga listrik.
Sedangkan faktor bukan utama seperti, rencana masa depan perusahaan,
kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota,
terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas
pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap
masyarakat, iklim dan keadaan tanah.
Penentuan Lokasi Pabrik
Manajemen perusahaan dalam memilih lokasi pabrik didasarkan pada beberapa macam
alternatif. Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi pabrik terdiri dari pengumpulan
data, menganalisa data yang masuk, menentukan urutan alternatif lokasi yang
dipilih dan menentukan lokasi pabrik yang dipilih. Penentuan metode pemilihan
lokasi pabrik didasarkan pada faktor rating, analisa ekonomis, dan analisa
volume biaya.
Desain Fasilitas
Desain fasilitas produksi perlu direncanakan
dengan baik, karena fasilitas produksi
yang baik dan teratur para karyawan dapat bekerja dengan tenang, sementara
aliran produksi dari mulai
bahan mentah sampai barang jadi dapat berlangsung dengan lancar dan teratur.
Perencanaan layout merupakan kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi (personalia,
perlengkapan operasi, luas gudang, penanganan produk serta semua peralatan produksi). Perencanaan layout
perusahaan selalu diperlukan karena adanya perubahan desain produk, adanya
produk baru adanya perubahan volume permintaan dan sebagainya. Klasifikasi
perencanaan layout terdiri dari, perubahan kecil layout yang sudah ada, adanya
penambahan fasilitas produksi,
merubah susunan layout dan pembangunan pabrik baru.
Penentuan Layout Pabrik
Sebagaimana diketahui
bahwa layout yang dipergunakan dalam sebuah pabrik akan mempunyai pengaruh
langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Oleh karena itu penentuan
layout pabrik harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk menentukan
layout pabrik dengan baik, maka perlu diadakan persiapan-persiapan yang matang,
diantaranya: Pertama, data yang diperlukan meliputi jumlah dan jenis produk,
komponen produk, urutan pelaksanaan proses produksi, mesin dan peralatan informasi mesin, instalasi yang
diperlukan, luas gedung dan perbandingan perencanaan layout. Kedua, analisis
urutan operasi dan Ketiga Teknik kesimbangan kapasitas.
Pengertian Peralatan Produksi
Pada umumnya peralatan produksi ditujukan bagi
peningkatan produktivitas buruh dalam rangka memperbanyak produk, baik dari
segi variasinya maupun jumlahnya untuk memenuhi. kebutuhan manusia. Peralatan produksi akan mencakup berbagai
sarana yang digunakan dalam proses produksi,
yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas lain yang dipergunakan untuk
melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk.
Adapun jenis-jenis mesin
yang digunakan dalam proses produksi
terdiri dari mesin yang bersifat umum atau mesin serba guna (General Purpose
Machines). Mesin serba guna ini yaitu mesin yang dibuat untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang produk atau bagian
produk. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machines) yaitu mesin-mesin
yang direncanakan untuk mngerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.
Kriteria Pemilihan Alat Produksi
Alasan diadakannya
pembelian peralatan antara lain: peralatan baru diperlukan untuk memproduksi
produk dan jasa lebih hanya volume penjualan yang terus meningkat, peralatan
yang ada telah usang, dan peralatan yang ada telah memasuki masa aus serta
harus diganti. Untuk memutuskan membeli peralatan baru maka perlu dilaksanakan
survei terlebih dahulu, yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu: pertama tahap
pemakaian (penyaringan teknologi) yang meliputi kapasitas, kedua perhitungan
biaya atau analisis ekonomi yang akan menentukan sejumlah alternatif teknis
yang dipilih.
Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu cara, metode
dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana)
yang ada. Adapun jenis proses produksi
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses produksi terus menerus
(Continuous processes) dan proses produksi
yang terputus-putus (Intermittent Process). Sedangkan jenis proses produksi yang didasarkan atas
kepentingan yang berbeda, maka jenis proses produksi terdiri dari proses produksi menurut wujudnya dan proses produksi menurut pengawasan
proses produksi yang
bersangkutan.
Proses Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan penentuan
tujuan pokok (tujuan utama) organisasi beserta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Langkah-langkah pokok perencanaan terdiri dari; menetukan tujuan yang
akan dicapai, menentukan kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
yang hendak dicapai, menentukan faktor-faktor yang mendukung atau menghambat
tercapainya tujuan tersebut dan merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan.
Kegiatan produksi dapat
dilakukan dengan tiga macam pendekatan yaitu; Pendekatan perkembangan yang
menguntungkan (Profitable Growth Approach), Pendekatan SWOT (Strenghth,
Weakness, Opportunity and Threathment) dan Pendekatan Sistem.
Proyeksi Kebutuhan
Langkah yang paling awal
dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan maupun
perkembangan kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan tersebut akan merupakan dasar
dari rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan. Salah satu cara untuk
menentukan proyeksi kebutuhan adalah dengan membuat ramalan-ramalan terhadap
keadaan pada masa yang akan datang, terutama mengenai analisa permintaan pasar,
seperti; pendapat konsumen, pendapat langganan, catatan dan pendapat
distributor, catatan penjualan dari perusahaan. Adapun metode metode yang
digunakan dalam membuat proyeksi kebutuhan sebagai berikut : metode time
series, metode exponential, metode rata-rata sederhana, metode rata-rata
bergerak, metode exponential smoothing, standar error dari peramalan dan analis
akorelasi.
Perencanaan Produksi
Urutan proses produksi harus dituangkan dalam
sebuah dokumen yang disebut Rout Sheet (Operation Sheet), yang dituangkan dalam
bentuk gambar-gambar dan desain produk, yang kemudian dianalisa bagaimana
hubungannya antar komponen yang ada dan bagaimana proses pemasangan
(assemblingnya). Dengan demikian rancangan proses produksi terdiri dari desain produk, perencana proses
dan pengendalian produksi.
Pengendalian Produksi
Prinsip dalam
perencanaan dan pengawasan produksi
dalam berbagai macam industri tidak banyak berbeda, demikian juga dengan tujuan
yang akan dicapainya. Walaupun dalam hal metode, organisasi maupun operasi
masing-masing perusahaan akan berbeda. Ada dua type proses produksi terdiri dari ; type produksi untuk persediaan dan
type produksi berdasarkan
pesanan.
Analisa Jalur Kritis
Analisa jalur Kritis
(Critical Path Metode) merupakan suatu metode analisa yang mampu memberikan
informasi, kepada manajer untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian
suatu kegiatan produksi
atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode jalur kritis ini berusaha untuk
menggambarkan jalur-jalur jaringan aliran proses produksi dalam bentuk diagram jalur kegiatan proses produksi. Langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam menyusun diagram network yaitu harus mengetahui dan
menginventarisir kegiatan-kegiatan yang diperlukan, mengetahui urutan kegiatan
dalam proses produksi,
mencari kegiatan semu, menghitung waktu yang dipergunakan, dan menentukan jalur
kritisnya.
Pemeliharaan Fasilitas
Fungsi pemeliharaan dan
penanganan bahan merupakan dua fungsi pelayanan yang sangat penting dalam
kegiatan produksi.
Pemeliharaan fasilitas produksi
jika dilaksanakan secara teratur akan beroperasi secara efektif. Tanggung jawab
pemeliharaan fasilitas biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada
di bawah kepala teknisi. Jenis-jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan preventif,
perbaikan dan pemeliharaan kondisional
Penanganan Bahan (Material Handling)
Setiap perusahaan akan
terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan atau penanganan bahan.
Karena dalam hal ini akan menyangkut proses pemindahan bahan, pemindahan produk
dalam proses dan pemindahan produk jadi. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penanganan bahan adalah; jalur pengangkutan, sifat obyek
yang diangkut, karakteristik bangunan, keadaan ruangan dan kapasitas peralatan.
Pembelian material
secara teratur akan membawa efek yang positif terhadap proses produksi, misalnya hubungan
dengan supplier bahan dapat berlangsung secara berkesinambungan, harga bahan
yang dipesan lebih murah, pengurusan pembelian bahan lebih mudah, karena
bersifat rutin. Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
proses pengadaan bahan yaitu; standardisasi bahan baku, supplier bahan baku,
syarat pembelian, cara penyimpanan, kemasan/pembungkus, dan spesifikasi bahan.
Setelah membahas masalah
pengadaan bahan, maka suatu hal yang penting mendapat perhatian adalah
pengendalian material, terutama masalah pemakaian bahan. Ketidakefisienan
pemakaian bahan akan berpengaruh terhadap tingginya harga pokok barang yang
dihasilkan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam menilai bahan baku terdiri
dari: metode FIFO, LIFO, rata-rata, rata-rata bergerak, dan metode standar
harga. Pertimbangan untuk membuat atau membeli suku cadang dalam rangka
memproduksi suatu barang didasarkan atas pertimbangan teknis dan ekonomis.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia, yang
berdasarkan empat prinsip dasar yaitu; Pertama sumber daya manusia merupakan
harta perusahaan yang paling penting, Kedua, peraturan atau kebijakan prosedur
yang berkaitan dengan manusia saling berhubungan, Ketiga, kultur perusahaan
yang berasal dari kultur sumber daya manusia. Pendekatan manajemen sumber daya manusia
meliputi; pendekatan konvensional, pendekatan kompromistis dan pendekatan
kontemporer. Fungsi manajemen
sumber daya manusia terdiri dari fungsi perencanaan, pengadaan, pengadaan dan
pembinaan, dan pemberian kompensasi.
Desain dan Analisis Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah
suatu fungsi komplek karena memerlukan pemahaman baik terhadap variabel teknik
maupun variabel sosial, jika variabel tersebut diabaikan maka pekerjaan tidak
dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Alasan pelaksanaan desain pekerjaan
karena: sering terjadi konflik, sifat yang heterogen dari setiap individu, dan
perubahan karakter dari setiap individu. Sasaran pokok dari desain pekerjaan
untuk: manusia, menentukan kombinasi antara mesin, dan bahan baku yang paling
ekonomis.
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pembinaan tenaga kerja
(sumber daya manusia) dalam suatu perusahaan, diharapkan dapat menjaga
kesinambungan pelaksanaan pekerjaan. Pembinaan karyawan tidak terlepas dari
hubungan antara pimpinan dan bawahannya, karena pembinaan ini melibatkan
pimpinan sebagai pembina dan karyawan sebagai orang yang dibina. Keteladanan
seorang pimpinan merupakan faktor utama dalam membina para karyawannya
disamping penguasaan secara umum terhadap berbagai jenis pekerjaan. Pembinaan
karyawan suatu perusahaan akan meliputi pembinaan loyalitas, hubungan kerja,
moril dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spiritual.
Peranan Persediaan dan Biaya Persediaan
Setiap perusahaan baik
perusahaan perdagangan maupun perusahaan yang memproduksi suatu barang,
memerlukan persediaaan karena pada suatu waktu perusahaan akan dihadapkan
kepada permintaan konsumen akan barang atau jasa uang dihasilkannya. Jenis
persediaan secara fisik terdiri dari persediaan bahan baku/material, persediaan
komponen, persediaan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi. Sedangkan
jenis persediaan berdasarkan fungsinya adalah ; Lot
size inventory, fluctuation stock, dan anticipation stock.
Istilah persediaan suatu istilah yang
menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam
rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan. Jenis-jenis persediaan termasuk
persediaan secara fisik dan persediaan menurut fungsinya, sedangkan fungsi
persediaan itu sendiri yaitu fungsi decoupling, fungsi economic lot sizing dan
fungsi antisipasi. Jenis biaya yang dikeluarkan dalam persediaan terdiri dari
biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya penyiapan dan biaya kekurangan bahan.
Metode Penilaian dan
Pengawasan Persediaan
Untuk dapat mengatur tersedianya suatu
tingkat persediaan yang optimum yang dapat memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam
jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat persyaratan diadakannya pengawasan
persediaan yaitu untuk menyediakan gudang yang cukup luas sentralisasi
kekuasaan, sistem pencatatan, pengawasan mutlak, pemeriksaan fisik, rencana
penggantian, dan pengecekan secara efektif. Tujuan dari pengawasan
persediaan adalah; menjaga kehabisan persediaan, dan menjaga pembentukan
persediaan, dan menjaga pembelian dalam skala kecil.
Arti dan Tujuan Pengawasan Mutu
Salah satu faktor
penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu produk/jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang
terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber
daya dalam rangka menerapkan manajemen
mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan
yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan
produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian,
pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi,
bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai. Setelah menetapkan mutu
tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan pengawasan sejauhmana mutu
tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan
konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau sudah terjadi
ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa
penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek lain
yang sangat merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang akan
mengurangi profit margin perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu
adalah:
3.
Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan
proses dengan menggunakan mutu produksi
tertentu dapat diperkecil.
Peranan Standardisasi dalam Manajemen Mutu
Standardisasi
didefinisikan sebagai proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan menerapkan
standar yang dilaksanakan secara tertib dan atas kerjasama dengan semua pihak.
Sedangkan standar adalah
spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus
semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan,
keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman.
Peranan standardisasi
dalam menunjang manajemen
mutu sangat besar, terutama untuk mencapai mutu yang telah ditetapkan secara
konsisten. Standardisasi meliputi pengkajian sistem mutu perusahaan dan standar
internasional tentang mutu yang dikenal dengan nama ISO seri. 9000.
Teknik dan Alat Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu dapat
dilakukan melalui tiga cara yaitu inspeksi, pemberian keterangan dan
penyelidikan (inspect, inform and investigate). Kegiatan inspeksi dapat
dilakukan dengan membuat contoh dan mengukur atau menilai. Kegiatan pemberian
keterangan memerlukan kegiatan pencatatan, penyingkatan, mempertunjukkan dan
memberi komentar bahkan mungkin perlu memutuskan untuk mengambil tindakan yang
dibutuhkan, dan untuk memberitahukan jaminan, serta peringatan yang diperlukan.
Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisisan catatan dan memimpin percobaan
di laboratorium. Hal-hal yang mempengaruhi derajat pengawasan mutu misalnya;
kemampuan proses, spesifikasi yang berlaku, apkiran/scrap yang dapat diterima
dan kegiatan produksi yang
ekonomis. Alat pengawasan mutu yang biasa dilakukan yaitu metode statistik
melalui pengambilan sampel secara teratur, pemeriksaan karakteristik,
pemeriksaan derajat penyimpangan, dan penggunaan tabel kontrol (control chart).
Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Syarat Pengukuran
Kegiatan pengawasan mutu
yang intensif akan menyangkut pengawasan bahan baku dan komponen-komponen
produk, proses produksi dan
produk akhir. Pengawasan mutu tidak hanya berlaku pada produksi manufacturing tetapi berlaku juga bagi produksi jasa, seperti Rumah
Sakit. Travel dan Perbankan. Pelaksanaan pengawasan mutu meliputi aspek
pengukuran dan aspek penilaian. Sedangkan pengukuran pelaksanaan pengawasan
mutu harus melalui 3 syarat utama yaitu; ketepatan (validitas) dapat diandalkan
(Reliabilitas) dan kepraktisan.
Pengertian Industri Kecil
Usaha kecil membuat
produk yang khusus, unik dan spesial agar tidak bersaing dengan usaha besar,
daerah pemasaran dari usaha kecil tidak terlalu luas sehinga konsumennya dapat
betul-betul dikuasai dan dengan modal yang terbatas perusahaan kecil yang
sukses bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi. Dengan ukurannya
yang kecil sering mengabaikan prinsip operasi usaha, akibatnya kebijakan
perusahaan dibuat berdasarkan perkiraan, kebiasaan dan naluri.
Hambatan-hambatan yang dijumpai pada usaha kecil
dan tidak sedikit menimbulkan kegagalan dikarenakan masalah manajemen, keuangan, administrasi
pembukuan dan pemasaran.
Sistem Pemasaran, Perencanaan Produksi dan Pengembangan Usaha
Pengusaha kecil dalam
mengelola pemasarannya, mengandalkan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat naluriah
dan perkiraan. Persaingan semakin ketat oleh karena itu pengelolaan pemasaran
harus didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan data-data yang memadai. Sistem
pemasaran pada perusahaan kecil akan menyangkut masalah; kebijakan produk,
pengemasan produk dan kebijakan harga. Pola penyerahan barang dari pihak
penjual kepada pembeli melalui beberapa cara diantaranya: Loko gudang, Eks
gudang, Frangko, Free on board (FOB), Free On Rail (FOR). Cost and Freight (C & F) Free Along Side
Ship (FAS) dan Cost Insurance and Freight (CIF). Kegiatan sistem pemasaran pada
perusahaan kecil yaitu perlu adanya promosi dengan berbagai cara misalnya:
potongan harga, penjualan kredit, pemberian contoh barang, pameran- pameran,
undian dan pemberian kupon, periklanan dan menjadi sponsor dalam kegiatan
kemasyarakatan. Pengembangan usaha kecil dapat melalui penetrasi pasar, perluasan pasar,
pengembangan produk dan diversifikasi produk.
Sistem Administrasi dan Pembukuan
Setiap perusahaan baik
yang berskala besar, maupun kecil dalam melakukan kegiatan usahanya memerlukan
beberapa catatan/pembukuan untuk menulis berbagai fenomena yang terjadi pada
perusahaan tersebut, bentuk dan model catatannya bermacam-macam, tetapi pada
prinsipnya catatan tersebut rapi, tertib, sistematik dan sederhana sehingga
mudah diperiksa dan dikendalikan. Dalam proses pencatatan semua aktivitas
perusahaan, perlu adanya pengelompokan kegiatan tersebut menurut jenis
kegiatannya.
Pembukuan dalam
perusahaan biasanya dikaitkan dengan catatan keuangan perusahaan, dan catatan
yang baik merupakan landasan bagi pengelolaan keuangan. Data yang dicatat
tergantung kepada jenis dan kegiatan usaha serta informasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan, dimana setiap proses pencatatan dimulai dengan daftar inventaris,
buku harian, selanjutnya membuat laporan keuangan yang berbentuk Neraca dan
Laporan Rugi Laba.
Pengendalian keuangan industri kecil pada umumnya
tidak memiliki pedoman secara terperinci, hal ini merupakan salah satu
kelemahan pengelolaan keuangan industri kecil, sehingga industri kecil akan
menghadapi berbagai kesulitan, misalnya mengenai proses pengajuan kredit kepada
pihak perbankan, karena tidak didukung oleh sistem pembukuan yang tertib dan
teratur.
Kunci utama dalam mengelola
sistem keuangan industri kecil adalah pembukuan dan administrasi yang tertib
dan terarah secara tepat, hal ini didukung pula oleh berbagai bukti yang jelas
seperti kuitansi dan berbagai jenis faktur. Selain itu perusahaan kecil sebelum
memutuskan untuk menggunakan dana dalam berbagai aktivitas perusahaan, perlu
dibuatkan sebuah anggaran atau budget dalam jangka pendek, di dalamnya terdapat
rencana pendapatan, pengeluaran dan berbagai bentuk, pembiayaan. Tahap akhir dari pengelolaan sistem keuangan yaitu
penyusunan laporan keuangan dalam bentuk itu neraca dan laporan rugi laba. Dari
laporan keuangan tersebut dapat dibuat analisis rasio yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar